Rabu, 02 November 2016

[REVIEW BUKU] MBA - Manajemen by Amplop



Judul : MBA® Manajemen By Amplop Mau kaya kok bingung?
Penulis : Aidil Akbar Madjid, MBA,CFE ®,RFC®
Editor : Aryo Fajar Syaifullah, S.Mn., RFA®
 Mochamad Nusirwan, RFA ®
Penerbit : RabkA Publisher 2009
PART I
“Perencanaan keuangan yang mempengaruhi perencanaan keluarga”
Apa yang harus di lakukan untuk dapat berhasil di dalam menyusun Perencana Keuangan?
Pertama: Lakukan perhitungan-perhitungan perencana keuangan  yang benar. Carilah informasi dengan cermat untuk setiap kebutuhan keuangan anda dan keluarga. Kemudian lakukan perhitungan kebutuhan it sampai anda menemukan berapa besar dana yang harus anda sisihkan setiap bulannya.
Kedua: Lakukan visualisasi dari perencanaan tersebut, Contoh: apabila anda ingin membeli Mobil maka sedapat mungkin anda mempunyai mobil idaman tersebut, dengan begitu anda bisa mengira-ngira berapa harga mobil tersebut dan berapa uang yang harus anda sisihkan setiap bulannya untuk mendapatkan mobil idaman anda.
Ketiga: Lakukan perubahan secara bertahap dan tidak drastis. Melakukan perencanaan keuangan mirip seperti anda berolahraga, apabila anda berolahraga secara drastis bukan hasil memuaskan yang anda dapatkan yang ada badan anda akan sakit. Untuk itu anda perlu melakukannya secara bertahap.
Keempat: Buatlah skala prioritas dari tujuan keuangan keluarga, tentukan tujuan keuangan dari yang paling mendesak, penting, dan keinginan. Dengan begitu anda bisa mencicil tujuan keuangan sesuai dengan porsinya masing-masing.
Kelima: Sabar adalah kunci anda mencapai tujuan keuangan. Perencanaan keuangan bukanlan proses menjadi kaya mendadak. Perencanaan keuangan membutuhkan ketekunan dan kesabaran yang tinggi untuk mencapai tujuan keuangan yang anda idam-idamkan. Untuk itu, anda perlu melakukannya dari jauh-jauh hari untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
Keenam: Jika semua tips-tips di atas tidak berlaku pada anda, anda perlu mencari bantuan perencana keuangan professional untuk dapat membantu anda mencapai tujuan keuangan yang anda idamkan. (Hal 12-13)
PART II
“Sindrom miliki sekarang, bayak belakangan”
Ketika sedang berjalan-jalan di pusat perbelanjaan, seringkah kita melihat tulisan seperti judul diatas? Seruan tersebut terlihat sangat sederhana akan tetapi mengundang makna yang sungguh dalam yaitu mindset kita di buat untuk memiliki barang tersebut sekarang juga, masalah bayar bisa di pikirkan belakangan. Bagi orang yang bisa mengatur keuangannya iklan di atas tidak akan menggoyahkan hatinya. Namun sebagian banyak masyarakat indonesia yang terbiasa konsumtif iklan tersebut sungguh menggiurkan dan terdengar masuk akal.
Sebagian orang berfikir jika tidak berhutang sekarang maka kapan ia bisa memiliki asset tersebut? Sementara untuk menabung atau investasi membutuhkan waktu yang cukup panjang sehingga kecil kemungkinannya asset tersebut bisa dimiliki. Oleh sebab itu, Sindrom miliki sekarang bayar belakangan akan menjadi kebiasaan buruk di masyarakat. Terkadang ada orang yang masih mencicil hutang dari asset sementara assetnya sendiri sudah tidak terpakai.  Contoh: Pembelian  alat-alat dapur dan kebutuhan konsumtif yang harga barangnya semakin lama akan semakin jatuh. (Hal 21-22).
Hal-hal tambahan yang perlu di persiapkan dari sisi keuangan adalah sebagai berikut:
1. Dana darurat yang cukup
Setiap dari kita tidak akan pernah tahu hal apa yang akan terjadi di depan. Untuk itu, kita perlu mempersiapkan tabungan dana darurat untuk keperluan yang mendesak. Yang mana tabungan ini tidak boleh di pakai sampai ada keperluan yang mendesak. Contoh: Keluarga masuk Rumah Sakit, Meninggal, dll. Dana darurat yang perlu di siapkan adalah minimal 6 kali pengeluaran bulanan. (Hal 25)
2. Asuransi 
Asuransi adalah suatu cara untuk mengalihkan resiko atas kehilangan dari sisi financial. Asuransi ada banyak jenis produknya. Ada yang jenis Asuransi traditional yaitu: Term life, whole life, dan endowment. Ada juga asuransi yang modern yaitu: Universal life, Variable life, dan Universal variable life. Dari sekian banyak produk asuransi hanya ada satu yang memberikan perlindungan saja (protection only) yaitu produk  Term Life.  Karena produk ini hanya di pergunakan untuk perlindungan berjangka serta nilai uang pertanggungan baru akan di bayar ketika terjadi kematian tanpa adanya embel-embel investasi atau tabungan, maka premi yang harus di bayar jauh lebih kecil. (Hal 48)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar